Assalamualaikum ...
Selamat malam para pembaca. Di malam Minggu yang dingin dan bertabur bintang-bintang, saya akan mem-posting suatu bahasan menarik. Silakan dinikmati dengan secangkir kopi hangat ...
Setelah beberapa waktu lalu saya menulis tentang Kurzgesagt yang menurut saya adalah suatu inovator untuk mempelajari banyak hal melalui media digital, kali ini saya akan membahas tentang inovator serupa, yaitu Wait But Why. Berbeda dengan Kurzgesagt, Wait But Why adalah sebuah blog yang menampilkan entri-entri dengan isi yang cukup panjang (sehingga disebut long-form) dan ilustrasi-ilustrasi berupa stick figure (ilustrasi berupa manusia atau objek apapun yang terdiri dari sekumpulan garis atau kurva). Wait But Why didirikan oleh seseorang bernama Tim Urban yang telah mengisi sebuah konferensi di TED (Technology, Entertainment, Design) dengan tema penundaan waktu.
Tim sebagai penulis artikel-artikel di Wait But Why tidak mengkhususkan diri pada suatu topik tertentu. Sejauh ini, topik-topik yang dibahas di sana beragam, mulai dari kecerdasan buatan, ruang angkasa, sejarah manusia, hingga perjalanan ke beberapa tempat seperti Jepang, Rusia, Nigeria, dan lain-lain. Namun, semua topik yang beragam tadi dibahas melalui artikel yang panjang, rinci, dan lengkap. Tentu saja, hal ini berbeda dengan blog lain yang sebagian besar hanya terdiri dari artikel-artikel pendek. Gaya artikel long-form yang diusung Tim ini membuat Wait But Why dapat menjadi referensi bagi Anda yang ingin mempelajari sesuatu dengan rujukan yang akurat. Ya, kenyataannya Wait But Why telah dirujuk oleh beberapa media seperti The Huffington Post dan Lifehacker.
Wait But Why juga menghadirkan ilustrasi sederhana untuk mempermudah para pembacanya memahami maksud artikel. Ilustrasi-ilustrasi di Wait But Why terdiri dari stick figure, diagram, foto, peta, dan sebagainya. Jujur saja, ilustrasi-ilustrasi tersebut memudahkan saya sebagai pembaca yang bukan merupakan native speaker bahasa Inggris untuk memahami maksud artikel yang saya baca. Karena tidak semua kata dalam artikel berbahasa Inggris tersebut saya pahami, adanya ilustrasi tersebut menjadi sarana untuk dapat memahami maksud artikel sekaligus membaca secara ringkas (skimming) melalui gawai (gadget) yang saya miliki.
Jika Anda membuka laman Wait But Why, Anda akan menemukan "Archive" di baris navigasi. Klik tulisan tersebut dan Anda akan disuguhkan artikel-artikel panjang yang membahas tentang berbagai topik. Untuk artikel versi lebih pendek, Anda dapat mengeklik "Minis". Anda juga dapat mengeklik "The Shed" yang berisi hal-hal menarik di internet yang ditemukan dan disuguhkan kembali oleh Tim dan kawan-kawan di Wait But Why.
Nah, sejauh ini saya sudah membaca beberapa artikel di Wait But Why. Beberapa artikel tersebut adalah :
Nah, Anda dapat mulai membaca artikel-artikel di atas. Saya merekemondasikan artikel-artikel tersebut karena artikel-artikel tersebut akan membuka wawasan Anda lebar-lebar. Saya menjamin hal tersebut, walaupun Anda mungkin akan terbengong-bengong, bingung, atau melakukan reaksi-reaksi sejenis lainnya. Yang pasti, Wait But Why ini dapat menjadi inovator berikutnya untuk belajar banyak hal melalui media digital.
Selamat malam para pembaca. Di malam Minggu yang dingin dan bertabur bintang-bintang, saya akan mem-posting suatu bahasan menarik. Silakan dinikmati dengan secangkir kopi hangat ...
Setelah beberapa waktu lalu saya menulis tentang Kurzgesagt yang menurut saya adalah suatu inovator untuk mempelajari banyak hal melalui media digital, kali ini saya akan membahas tentang inovator serupa, yaitu Wait But Why. Berbeda dengan Kurzgesagt, Wait But Why adalah sebuah blog yang menampilkan entri-entri dengan isi yang cukup panjang (sehingga disebut long-form) dan ilustrasi-ilustrasi berupa stick figure (ilustrasi berupa manusia atau objek apapun yang terdiri dari sekumpulan garis atau kurva). Wait But Why didirikan oleh seseorang bernama Tim Urban yang telah mengisi sebuah konferensi di TED (Technology, Entertainment, Design) dengan tema penundaan waktu.
Sumber : Dokumen pribadi |
Tim sebagai penulis artikel-artikel di Wait But Why tidak mengkhususkan diri pada suatu topik tertentu. Sejauh ini, topik-topik yang dibahas di sana beragam, mulai dari kecerdasan buatan, ruang angkasa, sejarah manusia, hingga perjalanan ke beberapa tempat seperti Jepang, Rusia, Nigeria, dan lain-lain. Namun, semua topik yang beragam tadi dibahas melalui artikel yang panjang, rinci, dan lengkap. Tentu saja, hal ini berbeda dengan blog lain yang sebagian besar hanya terdiri dari artikel-artikel pendek. Gaya artikel long-form yang diusung Tim ini membuat Wait But Why dapat menjadi referensi bagi Anda yang ingin mempelajari sesuatu dengan rujukan yang akurat. Ya, kenyataannya Wait But Why telah dirujuk oleh beberapa media seperti The Huffington Post dan Lifehacker.
Wait But Why juga menghadirkan ilustrasi sederhana untuk mempermudah para pembacanya memahami maksud artikel. Ilustrasi-ilustrasi di Wait But Why terdiri dari stick figure, diagram, foto, peta, dan sebagainya. Jujur saja, ilustrasi-ilustrasi tersebut memudahkan saya sebagai pembaca yang bukan merupakan native speaker bahasa Inggris untuk memahami maksud artikel yang saya baca. Karena tidak semua kata dalam artikel berbahasa Inggris tersebut saya pahami, adanya ilustrasi tersebut menjadi sarana untuk dapat memahami maksud artikel sekaligus membaca secara ringkas (skimming) melalui gawai (gadget) yang saya miliki.
Jika Anda membuka laman Wait But Why, Anda akan menemukan "Archive" di baris navigasi. Klik tulisan tersebut dan Anda akan disuguhkan artikel-artikel panjang yang membahas tentang berbagai topik. Untuk artikel versi lebih pendek, Anda dapat mengeklik "Minis". Anda juga dapat mengeklik "The Shed" yang berisi hal-hal menarik di internet yang ditemukan dan disuguhkan kembali oleh Tim dan kawan-kawan di Wait But Why.
Nah, sejauh ini saya sudah membaca beberapa artikel di Wait But Why. Beberapa artikel tersebut adalah :
- The Confusing Triangle Situation
- The Jelly Bean Problem
- Horizontal History
- 7.3 Billion People, One Building
- From 1 to 1,000,000
- From 1,000,000 to Graham Number
- Meet Your Ancestors (All of Them)
- What Makes You You?
Nah, Anda dapat mulai membaca artikel-artikel di atas. Saya merekemondasikan artikel-artikel tersebut karena artikel-artikel tersebut akan membuka wawasan Anda lebar-lebar. Saya menjamin hal tersebut, walaupun Anda mungkin akan terbengong-bengong, bingung, atau melakukan reaksi-reaksi sejenis lainnya. Yang pasti, Wait But Why ini dapat menjadi inovator berikutnya untuk belajar banyak hal melalui media digital.
Wassalamualaikum...
Dramaga, 26 November 2016
Komentar
Posting Komentar